top of page
Search

Opportunity Cost

  • Hafiyyan Naufal
  • Sep 5, 2021
  • 2 min read

Updated: Oct 17, 2021

Opportunity cost merupakan istilah yang merujuk pada manfaat potensial yang hilang saat satu entitas memilih sebuah alternatif dibanding lainnya. Penting bagi sebuah entitas untuk melakukan pertimbangan terhadap manfaat dari alternatif-alternatif yang ada. Semakin besar manfaat dari alternatif yang tidak dipilih, semakin besar opportunity cost dari pilihan tersebut. Semakin kecil manfaat dari alternatif yang tidak dipilih, semakin kecil opportunity cost dari pilihan tersebut.

Sebuah entitas dapat dikatakan memiliki comparative advantage jika dapat memproduksi barang atau jasa tertentu pada opportunity cost yang lebih rendah dibanding entitas lain.


Misalnya, dengan sumber daya yang ada atau disebut Production Possibility Frontier (PPF), Indonesia dapat memproduksi 100 ton biji kering kakao atau 10 ton ikan salmon, sementara Amerika dapat menghasilkan 200 ton biji kering kakao atau 100 ton ikan salmon.


Jika memproduksi 100 ton biji kering kakao, opportunity cost Indonesia sebesar 10 ton ikan salmon, sementara jika memproduksi 100 ton biji kering kakao, opportunity cost Amerika sebesar 50 ton ikan salmon. Sebaliknya jika memproduksi 10 ton ikan salmon, opportunity cost Indonesisa sebesar 100 ton biji kering kakao, sementara jika memproduksi 10 ton ikan salmon, opportunity cost Amerika sebesar 20 ton biji kering kakao.


Berarti Indonesia memiliki comparative advantage dalam produksi biji kering kakao karena opportunity cost produksi biji kering kakaonya lebih rendah dibanding Amerika. Di sisi lain, Amerika memiliki comparative advantage dalam produksi ikan salmon karena opportunity cost produksi ikan salmonnya lebih rendah dibanding Indonesia.


Comparative advantage ini berarti harga biji kering kakao Indonesia lebih murah dibanding Amerika, sehingga Indonesia bisa menjual biji kering kakaonya ke Amerika dengan keadaan kedua negara mendapat keuntungan. Sebaliknya harga ikan salmon Amerika lebih murah dibanding Indonesia, sehingga Amerika bisa menjual ikan salmon ke Indonesia dengan keadaan kedua negara mendapat keuntungan.


Misalkan, untuk bisa memproduksi 10 ton ikan salmon, Indonesia mengorbankan produksi 100 ton biji kering kakao sementara jika melakukan transaksi dengan Amerika, 100 ton biji kering kakao Indonesia sebagai contoh dapat dihargai 25 ton ikan salmon, karena di Amerika sendiri untuk bisa memproduksi 100 ton biji kering kakao, Amerika mengorbankan 50 ton ikan salmon.


Dengan transaksi ini, Indonesia mendapat 15 ton ikan salmon lebih banyak dan Amerika mendapatkan 50 ton biji kering kakao lebih banyak dibandingkan jika kedua negara tidak melakukan transaksi. Ini mengindikasikan bahwa Indonesia bisa berfokus pada produksi biji kering kakao dan Amerika bisa berfokus pada produksi ikan salmon untuk bisa saling menguntungkan satu sama lain dengan transaksi.

 
 
 

Commentaires


Post: Blog2_Post

©2021 by Hafiyyan Naufal. Proudly created with Wix.com

bottom of page